Thursday, September 5, 2019

Sehari Melestarikan Tradisi di Sindangbarang





Siapa yang sering ngeliat anak kecil yang begitu denger lagu Blackpink, atau BTS langsung nyanyi dan joget ngikutin para idola tersebut? Sayaaaa…terus siapa disini yang sering ngeliat anak kecil nari jaipongan atau nyanyi lagu-lagu daerah macam Tokecang? Bukan sayaaa. Ada yang ngalamin kayak gitu juga?. Yah kalau ngeliat peristiwa ini, kayaknya tradisi Indonesia susah untuk bertahan yah apalagi regenerasi. Tapi itu rasa pesimis yang muncul sebelum saya menjejakkan kaki ke desa wisata Sindang Barang.

Desa Wisata Sindangbarang berada di daerah Bogor dari stasiun kereta Bogor sekitar 40 menit dengan menggunakan angkot. Jadi kalau mau dibilang daerah ini jauh dari modern, ya sudah tentu tidak. Saya kesana barengan dengan rombongan dari Id Corners.

Setelah naik angkot dan beberapa kali jalan nanjak karena angkotnya ngga kuat, sampai juga kita ke desa Wisata Sindangbarang. Begitu sampai kami disambut oleh alunan angklung gubrak. Karena kami datang berombongan, dari desa wisata pun sudah menyiapkan berbagai tarian tradisional untuk ditampilkan. Jadi begitu sampai, sudah terlihat anak-anak berlalu lalang dengan menggunakan kebaya dan kain.

Bercengkrama sebelum menari


Sebelum tampil

Mereka juga sama seperti anak zaman sekarang yang suka main gadget, terlihat ada beberapa anak yang asyik main handphone sambil menunggu giliran waktunya tampil sambil sesekali merapihkan pakaian dan dandanannya. Ada pula yang sedang asyik main Enggrang. Umur mereka pun bervariasi yang paling kecil berumur 5 tahun hingga paling besar berada di kelas 2 SMU, semuanya memiliki peranan dan keahliannya masing-masing. Inilah penampilan mereka:

Rampak Gendang




Kaulinan Barudak

Main Ucing-ucingan - taken with Fuji XT-100

Tari Mojang Priangan



Tari Merak



Parebut Seeng



Buat saya inilah bukti bukan berarti melestarikan tradisi mengenyampingkan kemajuan zaman, semuanya bisa berjalan beriringan. Bukan juga eksploitasi anak, ini hanyalah rasa ingin berpartisipasi dan terlibat dalam terbentuknya desa wisata. Anak-anak juga tidak dipaksa, mereka datang dengan suka rela mengikuti latihan yang ada di Sindang Barang secara gratis. Menurut Abah Ukat bukan masalah bagus atau jeleknya, tapi yang penting anak mau mengenal tarian atau permainan tradisional.
Lebih jauh lagi harapan beliau selain penanggung jawab sanggar juga sebagai pelatih silat Cimande. Pemuda-pemuda yang belajar silat juga dapat mendalami filosofi silat Cimande tersebut, yaitu menjaga hubungan antar sesama manusia, dan juga sang Pencipta. Sehingga mereka dapat mengendalikan diri dan menghindari tawuran antar pelajar.

Melestarikan Tradisi Ala Saya
Dulu saya memang pernah belajar nari jaipong namun itu juga adalah untuk persyaratan nilai muatan lokal di sekolah, setelah lulus ya sudah berlalu begitu saja. Namun walau begitu di benak saya tetap masih tersimpan kenangan tersebut. Terus kalau sekarang apa yang saya lakukan untuk melestarikan tradisi?

Salah satunya yah ini, berkunjung ke desa wisata kemudian menuliskan, mengabadikannya lewat foto dan menyebarkannya lewat social media. Beruntung dalam perjalanan kali ini Id Corners juga memberikan workshop mengenai travel photography dan travel blogging yang dipandu oleh Uni Raiyani dan mbak Donna Imelda.

Uni Rai memberikan materi fotografi


Mbak Donna Imelda memberikan materi penulisan - Taken with Fuji XT 100


Dari materi yang disampaikan oleh Uni Rai, saya mendapatkan perspektif baru dalam mengambil sebuah foto yang biasanya hanya eye level, namun kami diajak untuk mencoba angle-angle lainnya, yang hasilnya saat foto banyak adegan nunduk  bahkan tiarap bersama. Sedangkan dari mbak Donna kami belajar untuk meresapi dan memperhatikan lingkungan dimana kami berada dan menuangkannya melalui tulisan. Tidak melulu soal fakta, walau memang data dan fakta itu penting,  tapi juga bagamana memasukkan unur emosi dan perasaan ke dalam sebuah tulisan.

Selain itu kami semua berkesempatan mencoba kamera Fuji. Saya kebagian yang kamera Fuji XT100 Karena yang akan kami foto adalah objek yang terus menerus bergerak, rasanya kalau harus manual akan membuat kesulitan dan kita akan kehilangan moment. Ngga mungkin kan penarinya kita suruh stop dulu trus pose. Jadi kamera Fuji yang kami coba disetting ke aperture priority. Jadi kita tidak perlu lagi memikirkan settingan lainnya, karena sudah automatis mengikuti. Masalah tiarap tadi kebetulan karena terbentur perut jadi saya ngga banyak tiarap juga. Namun bukan berarti saya ngga bisa foto low angle, karena saya memanfaatkan keuntungan LCD flip yang dimiliki oleh kamera Fuji XT 100. Jadi cukup kameranya aja yang tiarap, sayanya ngga usah.


Menjajal kamera Fuji sambil mencoba mendapatkan angle terbaik

Menarikan Tokecang - taken with Fuji XT-100

Silat Cimande - Taken with fuji XT 100

Sebelum melanjutkan ke lokasi berikutnya, kami makan siang terlebih dahulu. Walau sebelumnya saat datang kami sudah disediakan cemilan tradisional termasuk minum bandrek, tapi kalau buat saya rasanya masih kurang kenyang. Jadi  dengan lahap kami makan siang bersama, psssttt sambelnya enak banget loh.

Penganan pagi hari + Bandrek

Makan siang lengkap

Berburu Ulat Sutera
Kegiatan melestarikan tradisi ini tidak hanya sampai di Desa Wisata saja. Kami juga diajak untuk melihat langsung pembuatan kain sutera. Sambil menuju kearah sana saya melihat anak-anak yang tadi tampil menari sudah berganti pakaian biasa dan sedang asyik main roller blade. Lagi-lagi kepesimisan saya terkikis, karena pada dasarnya anak-anak memang suka bermain, apa pun bentuknya baik yang kekinian maupun tradisional. Asalkan kita terus menerus mengenalkannya pada mereka, syukur-syukur kalau mereka akhirnya lebih senang bermain di lapangan daripada di rumah dengan handphonenya.

Lalu sampailah kami di “Rumah Sutera” satu-satunya produsen kain sutra yang ada di Kota Bogor. Lokasinya sangat menyejukkan mata, karena sangat asri dengan berbagai tanaman yang ditata rapih disana-sini. Eh tapi sebelumnya, sudah tahu kan kalau kain sutera itu dibuat dari ulat sutera?.

Pertama-tama kami diajak berkunjung ke ladang Murbei, yang merupakan makanannya para ulat sutera. Disini hanya menanam 4 jenis pohon murbei, yang merupakan kualitas terbaik. Kemudian selanjutnya kami melihat ulat-ulat yang sedang dalam proses kokon. Kalau sudah terbentuk kokon kemudian dipanen dan dibersihkan.

Ladang Murbei

Proses ulat berubah menjadi kokon
Kokon dipanen dan kemudian dibersihkan

Selanjutnya kokon ini direbus dan dipisahkan helai demi helai benangnya. Untuk 10 kilo kokon hanya menghasilkan 1 kilo benang sutera, yang dijual dengan harga 1-1,2 juta rupiah. Lalu barulah kemudian benang-benang tersebut-sebut ditenun menjadi kain. Untuk menenunnya juga masih menggunakan alat tenun bukan mesin, dalam sehari bisa menghasilkan 2-3 meter kain. Sekarang saya tahu mengapa kain sutera itu mahal, karena prosesnya saja sangat panjang dan tidak  mudah.

Proses memisahkan helai demi helai

Dari helainan kemudian menjadi benang - taken with Fuji XT-100

Benang ditenun menjadi kain

Dari perjalanan kali ini saya belajar bahwa melestarikan tradisi bisa dengan berbagai cara, namun bukan hanya sekedar berharap  ada yang mau. Kita juga harus turut aktif mengajak dan menumbuhkan kemauan itu. Seperti yang terjadi di desa Sindangbarang, bersama-sama mereka membangun tempat wisata dimana masyarakat yang berada di sekitarnya turut serta. Ahhhh tapi kan anak-anak itu juga mau karena diiming-imingi uang jajan. Lalu salahnya dimana?  kalau mereka mau karena ada “hadiahnya”, toh tidak mudah menari dibawah terik matahari dan berada diantara puluhan pasangan mata memandang. Sedikit uang yang mereka terima justru memacu mereka untuk datang ke sanggar setiap minggunya, hingga muncul kebiasaan yang akan mereka ingat seterusnya dan mereka menjadi agen yang mengajak teman-teman lainnya untuk sama-sama belajar pencak silat ataupun tari tradisional, hingga tradisi pun tetap lestari. 

Saturday, August 10, 2019

ANAK DIET CFGFSF, TRUS NGEMILNYA APA DONG?


Pertanyaan tersebut adalah yang paling sering ditanyakan begitu tahu anak saya diet CFGFSF (casein free, gluten free, sugar free). Awalnya saya juga bingung, duh kasihan udah ngga bisa nyicipin yang enak-enak. Terus cemilan dan makanannya pasti ngga ada yang oke. Ternyata justru disinilah kreativitas emak diuji, serta kemampuan emak untuk teliti dan cari informasi ditantang habis-habisan.
Setelah sekarang menjalaninya hampir 2 tahun, kita udah biasa aja. Anak tetep happy dan tetap bisa ngemil. Beruntung anak saya doyan banget hampir segala jenis buah,jadi selama ada yang jualan jus buah diluar sana kita bisa tenang walau akhirnya tetap dipiih buah yang tidak mengandung phenol tinggi.

Oke daripada kepanjangan langsung aja  deh ini beberapa ide untuk cemilan dan makanan anak yang sedang diet CFGFSF. Tapi ingat setiap anak mempunyai alergi dan sensitifitas yang berbeda-beda jadi kita sebagai orang tua harus tetap memperhatikan mana yang cocok dan mana yang tidak kemudian dicatat agar tidak lupa.
1.       Jus Buah
Kalau dirumah sih udah pasti gampang yah, tinggal beli buahnya, kasih air sedikit, pakai hand blender ngga sampai 5 menit udah beres deh.

Ini juga yang menjadi andalan kala berpergian. Bersyukurlah  banyak yang jualan jus buah murah meriah dan hampir disetiap resto ada, tinggal request deh jangan pakai gula dan susu. Biasanya nih yang sering dipilih adalah jus Sirsak, Alpukat dan Buah Naga (sebenernya sebaiknya buah Naga putih, tapi jarang ada). Oke untuk Buah Naga ngga semua anak cocok karena ada phenol, tapi untung saja sama Rayyan ngga ada reaksi apa-apa. Jus juga salah satu cara ngakalin buat anak yang ngga suka sayur, termasuk Rayyan. Suatu hari di sekolah Rayyan pernah dicoba dibuatkan jus Kiwi, Pok Coy dan Nanas, dan Rayyan jadi anak satu-satunya yang menghabiskan jus sampai tuntas.  

Jangan lupa udah tahu suka beli jus, bawa botolnya sendiri lengkap dengan sedotannya yang reusable, apalagi kalau sedang perjalanan jauh.

2.       Nice Cream
Rata-rata hampir semua anak suka deh sama Ice Cream. Jadi gimana nih supaya mereka yang diet bisa makan Ice Cream juga?. Setelah browsing-browsing ternyata ada yang Namanya Nice Cream, caranya gampang banget, potong-potong buahnya kemudian dibekukan. Saat mau disantap barulah diblender, sebaiknya buah yang sudah dibekukan didiamkan sebentar di suhu ruang agar lebih mudah untuk diblender. Sejauh ini yang teksturnya oke untuk dijadikan Nice Cream adalah buah Naga dan Alpukat.

3.       Rangginang
Keripik beras tradisional ini ngga cuma favoritnya Rayyan tapi orang serumah. Untuk yang satu ini biasanya saya minta dibuatkan khusus yang tanpa MSG dan terasi. Rasanya tetap enak dan gurih kok. Ini juga senjata andalan untuk rewardnya Rayyan. Di toko-toko makanan diet anak berkebutuhan khusus juga sudah banyak yang jual.


4.       Lontong
Biasanya juga ini bikin sendiri terserah mau kosong atau ada isinya. Jujur aja ini yang sering bikinin neneknya. Untung aja Rayyan tidak alergi dengan santan.

5.       Donut Labu
Ini sih resep yang paling sukses dan paling sering dibagikan digrup orang tua dengan anak ASD. Karena mudah dan enak. Biasanya saya menggunakan labu parang atau Butternut Pumpkin (eh udah tahu kan sekarang udah ada yang versi lokal yang harganya jauh lebih terjangkau). Karena sudah terkenal kalau Rayyan suka olahan labu tiap ada yang datang dari Sukabumi, selalu bawain labu buat Rayyan, dijamin rasanya udah pasti lebih enak. Cara membuatnya labu dikukus, dilumatkan kemudian dicampur dengan tepung beras dan tepung sagu, sedikit garam. Dibentuk donut terus goreng deh.


6.       Nugget Ikan dan Daging Sapi
Loh ini mah lauk berat kok jadi cemilan? Yahhh berdasarkan pengalaman kalau lagi ngegoreng ini, nuggetnya banyak yang lenyap dicemilin duluan sebelum dimakan pakai nasi hehehe. Walau tidak menggunakan banyak bumbu dan telor dalam pengolahnnya, tapi kalau segi rasa sih ngga kalah enak yah dibandingkan dengan nugget yang dijual di pasaran. Perbedaannya hanya di kekenyalannya saja. Lagipula kalau bikin sendiri selain lebih sehat juga jauh lebih murah.

7.       Kacang Almond
Almond si kecil yang mengandung banyak nutrisi antara lain serat pangan, lemak tak jenuh, mineral yang bermanfaat bagi tubuh serta vitamin B dan vitamin E (sumber: alodokter.com). Kalau ini sih cukup disangrai aja, biasanya yang beli cacahannya di toko bahan makanan juga oke karena tipis-tipis jadi sangrainya ga cukup lama. Kalau mau lebih berasa tinggal taburkan sedikit garam. Untuk yang lactose intolerant, juga bisa coba membuat Almond mylk.

8.       Bakwan Sayur
Isinya sih sayur yang biasa dikonsumsi oleh anak kita , hanya terigu dan telurnya diganti dengan tepung beras dan tepung sagu. Tapi khusus untuk gorengan apapun minyak yang digunakan sebaiknya dibatasi konsumsinya.

9.       Buah-buahan
Ini yang paling gampang dan banyak ditemui, tinggal bekal pisau dan sendok dari rumah. Jadi di perjalanan tinggal mampir ke tukang buah terdekat, kupas, cuci langsung disantap. Kandungan nutrisi dalam buah sudah ngga usah ditanya lagi, sudah pasti bermanfaat untuk kesehatan tubuh Hanya yang perlu diperhatikan adalah kandungan phenolnya yang berpengaruh terhadap anak-anak kita yang ada di spektrum autis


Masih banyak lagi sih sebenernya,kesimpulannya jangan takut untuk mencoba diet CFGFSF, apalagi sampai takut kalau anaknya kurus dan kurang gizi. Justru jadi lebih sehat karena ngga jajan sembarangan dan mendapatkan nutrisi dari makanan yang dikonsumsinya.

Kalau bepergian gimana? Memang sih ini agak repot yah. Karena banyak yang harus disiapkan untuk dibawa tapi  dalam rangka sekalian mengajarkan anak untuk lebih cinta lingkungan, tidak menambah sampah plastik dengan membawa bekal dan wadah makanan sendiri, jadi dijalani saja Biasanya juga saya udah cari informasi dulu nih di tempat tujuan kita ada resto apa aja, terus keadaan rest area yang dilewati gimana kalau misalnya bepergian dengan mobil. Kami juga lebih memilih untuk dine in dibanding take away, selain suami bisa ngelurusin kaki dulu setelah nyetir terus, kita juga ngga nambah sampah lebih banyak. Karena kalau take away kebayang kan tambahan sampah dan sampah plastik yang kita hasilkan.

Kalau kepepet saya juga suka beli cemilan dan bahan-bahan makanan seperti tepung mix, bread crumb dari beras, atau roti khusus yang saya udah pasti ngga bisa bikinnya di toko-toko khusus diet anak ASD, ngga usah khawatir karena banyak yang olahan rumah mereka juga sudah memperhatikan pengemasan dan penggunaan plastik Banyak diantaranya sudah mengganti dengan kemasan kantong kertas. Semoga dengan kita terus memberikan contoh kebiasaan-kebiasaan baik, akan diingat dan tertanam dalam benak anak kita, hingga dia akan meniru dan meneruskan kebiasaan-kebiasaan tersebut.

ALASAN ANAK AUTISKU DIET





Rayyan, anak lelakiku yang kini usianya 6 tahun. Dinyatakan menyandang spektrum autisme sejak umurnya 2 tahun. Untuk membantu proses tumbuh kembangnya, serta membantu progressnya dalam terapi yang dijalani. Sejak umurnya 4 tahun lebih beberapa bulan, ia menjalani diet CFGFSF (casein free, gluten free, dan sugar free). Waduh kok masih kecil sudah disuruh diet? Ngga kasihan sama anaknya? Emang supaya apa sih diet?. Ternyata banyak sekali hubungan antara makanan yang dikonsumsi dengan perilaku anak dengan spektrum autisme (yang selanjutnya akan saya sebut ASD atau Autism Spectrum Disorder)

Berawal dari kegelisahan saya, setelah Rayyan menjalani terapi perilaku selama 2 tahun lebih saya merasa kok perkembanganya segitu-segitu aja, apa lagi sih yang bisa saya lakukan untuk kemajuan anak saya?. Kemudian teman saya mengajurkan untuk mencoba diet CFGFSF. Agar tidak hanya faktor dari luar saja yang membantu, tetapi juga dari internal diperbaiki sehingga bisa mendorong kemajuan perkembangan Rayyan.  Tentu saja awalnya juga saya bingung dan ngga tega, karena anaknya sudah tahu segala rasa dan doyan banget cokelat. Tapi teman saya terus menyemangati “udah coba dulu aja sebulan, kalau memang tidak ada pengaruhnya, ya sudah ngga usah diterusin dietnya”. Akhirnya saya, suami, dan neneknya Rayyan (orang rumah) sepakat untuk menjalani diet ini untuk Rayyan.

Untuk diet ini bukan berarti mengurangi porsi makannya, karena Rayyan makannya tetap banyak dan juga masih ngemil. Diet yang dimaksud ini adalah membatasi bahan makanan yang dikonsumsi, karena dianggap kurang baik atau memicu suatu perilaku tertentu pada anak ASD. Sebenarnya , diet ini juga bukan hal yang baru, ingatkah dulu waktu jaman MPASI kita tidak memberikan gula dan garam bahkan casein dan turunannya hingga anak berumur 2 tahun?.

Sebelum diet ini dimulai Rayyan termasuk anak yang hiperaktif, susah fokus, sering tantrum dan selalu tidur diatas jam 12 malam walau segala cara sudah dicoba. Begitu menjalani diet ini perubahan yang paling terasa adalah jam tidurnya berubah, sekarang dia sudah  bisa tidur jam 10 malam. Tidak mudah cranky atau tantrum lagi, ya ini si jelas yah kalau tidurnya cukup anakpun esoknya bangun dengan keadan tubuh yang lebih nyaman. Paling mengharukan adalah, Rayyan mulai keluar verbalnya dan mulai bisa 3 kata seperti “Rayyan mau mamam”. Karena awal Rayyan dicurigai “berbeda”adalah speech delay, setelah menjalani terapi mulai keluar kata tapi hanya mau berkata ujung-ujung kata saja atau satu kata saja,dan mengarahkan tangan orang ke benda yang dia inginkan.
Terus apa hubungannya makanan dan perilaku?. Setelah saya mendapatkan informasi dari berbagai sumber. Ternyata keadaan sistem pencernaan anak-anak ASD rata-rata bermasalah. Masalah yang utama adalah leaky gut, jamur serta alergi makanan. Leaky gut atau kebocoran lapisan usus halus, jadi ternyata usus anak-anak ASD ini memiliki lubang-lubang mikroskopis sehingga zat-zat makanan yang tidak tercerna, zat makanan yang buruk, bakteri, “bocor” dan masuk ke aliran darah. Sehingga ketika jenis makanan tertentu dikonsumsi membuat anak-anak menjadi “error”.

Jamur, karena keadaan pencernaan tidak baik atau dysbiosis maka munculah candida ditambah lagi dengan kondisi tubuh anak yang kurang baik. Makanan utama jamur adalah gula oleh karena itu anak-anak ASD disarankan untuk tidak mengkonsumsi gula. Tapi kita sendiri sering mendengar juga kan istilah “sugar rush” anak-anak pada umumnya saja jika mengkonsumsi gula akan menjadi lebih aktif kebayang efeknya dua kali lipat atau bahkan lebih pada anak ASD. Agar tidak salah kaprah dan informasi, menyangkut penjelasan secara medis akan saya tinggalkan, karena bukan kapasitas saya untuk menjelaskan lebih detail lagi.

Sedangkan untuk alergi makanan sendiri tidak hanya sebatas gatal-gatal, ruam atau sesak nafas saja, masih banyak ciri-ciri lainnya. Untuk anak saya sendiri untuk beberapa jenis makanan bisa membuat dia asmanya kambuh, dan ada pula yang memicu dia menjadi hiper atau mood swing, hingga tidak rutin buang air besar.  Jadi jenis makanan apa saja yang dihindari?
1.      Gluten
Gluten adalah protein yang ditemukan pada padi-padian dan serealia, gandum, gandum hitam (rye), jelai (barley) dan triticale. Gluten berperan sebagai lem yang membantu menjaga makanan tetap menempel dan menjaga bentuk makanan (sumber:www.hellosehat.com). Jadi roti pasta, mie, oatmeal, sereal, dan semua yang mengandung terigu, tidak boleh dikonsumsi.
2.      Casein
Susu dan turunannya jadi selain susu ngga boleh juga makan mentega, keju, cokelat, ice cream dll.  Kalau susu sendiri sebekum diet ini juga Rayyan sudah berhenti karena ternyata dia alergi.

3.      Gula
Gula sudah jelas yah seperti yang sebelumnya sudah dibahas merupakan makanan jamur yang berkembang biak di usus. Gula yang dimaksud disini adalah gula sebagai tambahan, karena sebenarnya dalam makanan seperti nasi, buah dan sayur juga mengandung gula.

4.      Telur
Ini juga tidak semua, tapi untuk anak saya ternyata telur mempengaruhi konsentrasinya. Tapi sekarang sudah mulai mencoba makan telur lagi, dimulai dari telur organik, yaitu telur yang berasal dari ayam dengan diberikan pakan ternak organik

Untuk memperbaiki kondisi pencernaannya selain memperhatikan jenis makanan yang dikonsumsi, juga dibantu memperbaiki “lingkungan” pencernaannya, dengan menumbuhkan mikroorganisme baik dan menyeimbangkan flora di usus.  Alasan lain memilih diet ini, sebelumnya Rayyan susah buang air besar, bisa 2-3 hari sekali dia baru buang air besar. Kebayang kan tidak nyamannya, ini juga bisa salah satu penyebab anak ASD mudah marah.  Kita aja kalau sehari tidak buang air besar, ngerasa tidak nyaman apalagi mereka yang terus-terusan seperti itu. Untuk itu Rayyan juga memerlukan bantuan prebiotik, probiotik dan enzim, untuk membantu pencernaannya. Selain mengkonsumsi suplemen khusus (konsultasi dengan dokter terlebih dahulu) , ketiga hal ini juga bisa didapat dari makanan yang dikonsumsinya.

Untuk prebiotik yang juga merupakan “makanan” probiotik bisa didapat dari bawang merah, bawang putih, daun bawang. Sebenarnya untuk enzim tubuh kita memproduksinya secara alami, namun akan lebih baik lagi jika dibantu oleh makanan yang dikonsumsi. Untuk sumber enzim Rayyan sering mengkonsumsi Alpukat dan Kiwi.  Alpukat, adalah sumber yang baik untuk enzim lipase Lipase membantu memecah lemak dalam makanan menjadi molekul yang lebih mudah diserap sistem pencernaan. Kiwi, mengandung enzim pencernaan actinidain. yang membantu mencerna protein, juga membantu mengatasi sembelit dan kembung.(sumber:tribunnews.com). Sekarang jadwal buang air besar Rayyan pun rutin menjadi setiap hari.

Jadi itulah alasan-alasan kenapa Rayyan diet. Lalu sejak menjalani diet ini, progress makin terlihat pada diri Rayyan, terapi dapat diterima dengan lebih baik, fokus bertambah, sekarang sudah mulai bisa komunikasi dua arah walau masih terbatas. Terutama sekali efek yang sangat menyenangkannya Rayyan lebih sehat, kalau dulu bisa sebulan sekali sakit. Alhamdulillah sekarang sudah jarang sakit.
Kalau bepergian juga bisa sekalian pengiritan karena lebih sering bawa bekal dari rumah dengan wadah makanan sendiri. Dulu ibu bapaknya suka jajan makanan kemasan sekarang ikutan bawa bekal, karena kasihan dong kita asyik ngemil macem-macem eh anaknya cuma bisa nangis ingin juga tapi ngga boleh.

Sambil terus menyemangati Rayyan, pas banget anaknya suka gambar. Jadi keidean bikin tote bag sendiri, sama pouch stainless straw. Ini hasilnya:







Anaknya seneng banget sama hasilnya, jadi kalau lagi belanja buah sekarang udah bawa tote bag sendiri dong terus, bye bye plastic straw. Dari sini saya menyaksikan kalau niat baik maka hasilnya pun baik.  Awalnya usaha untuk menjadi lebih sehat, ternyata tidak hanya mempengaruhi ke tubuh namun juga terhadap lingkungan. Mengurangi jauh sekali bentuk makanan kemasan, membawa bekal dengan wadah sendiri, lebih sering ke pasar dan berinteraksi tentu saja dengan membawa keranjang atau tas sendiri juga sebagai bentuk sosialisasi.
  

Sunday, March 10, 2019

The House Tour Hotel, Bikin Susah Gerak.








Apakah hotelnya sempit, sampai bikin susah gerak? Eitsss tahan dulu, baca dulu yah cerita berlibur dadakan kali ini. Karena ngerasa timingnya pas, kami memutuskan untuk liburan ke Bandung. Biasanya kenyamanan hotel jadi pertimbangan kalau sedang bepergian dengan anak, maklum anak saya kalau pindah tempat suka susah tidur. Akhirnya kita menemukan satu hotel yang bikin saya, suami dan anak happy.

Beberapa tahun lalu, mungkin sempat tahu salah satu tempat menginap di Bandung yang  instagramable, bernama Oliver Hostelry. Saya dan keluarga juga sempat menginap disana (yang ternyata liburan terakhir keluarga kami dengan anggota keluarga yang komplit *eh kok jadi baper). Dulu kita seneng banget lihat tema-tema kamarnya sampai bingung milih mau yang mana. Kamarnya nyaman, suasananya asyik, dan tempatnya juga agak masuk ke perumahan sehingga tidak terlalu ramai. Namun Oliver Hostelry sekarang sudah tidak ada lagi.

Sempat kaget juga sih hotel yang kita suka udah ngga ada lagi. Tapi sepertinya Maja Group tidak ingin membiarkan penggemar sedih berlama-lama. Oliver Hostelry kini berganti menjadi The House Tour Hotel & Potting Shed. Lokasi dan gedungnya masih sama, tetapi dalamnya yang berbeda. Kalau dulu perbedaan kamar hanya ada pada tema-temanya. Sekarang perbedaannya ada pada ukuran kamar, jadi disana ada pilhan kamar Medium, Large dan Extra large.

Terus masih kece buat foto-foto ngga? Oh tenang aja, sepertinya itu memang spesialisasinya Maja Group yang juga menaungi Stevie 6 dan The Blackbird Hotel. Tiap kamarnya juga memiliki keunikannya sendiri, tapi kalau dulu per kamar temanya beda, sepertinya sekarang lebih ke perbedaan warna dan fasilitasnya saja. Ini juga hanya berdasarkan pengamatan di media sosialnya karena saya sendiri baru perdana kesana.

Kamar yang kami pilih adalah Extra Large, karena itu satu-satunya kamar yang menyediakan bath tub. Biar bocahnya senang dan juga biar emaknya muat bobonya, maklum ukuran badan sama kayak ukuran kamar. Jadi kalau biasanya kita pergi-pergi dulu sampai capek baru ke hotel, kemarin sengaja abis makan siang langsung check in, karena penasaran banget. Inilah penampakan kamarnya.



Ini berantakan karena tadi udah pada tidur-tiduran, kemudian harus mengalah demi kepentingan foto.




Jadi ceritanya sih cuma naro barang terus pergi lagi. Eh kok tiba-tiba pak suami langsung merebahkan badan “Ayah istirahat dululah bentar, kan capek habis nyetir” nah kan belum apa-apa udah mulai susah gerak dan dalam hitungan menit nampak pules. Sementara Ayahnya istirahat, terbukti si bocah ngga sabaran pengen berendam


                                                                
               


Sampai kamar mandinya aja detailnya dipikirin



Karena kita cuma satu malam jadi harus memanfaatkan waktu yang ada apalagi masih panjang ini list kulinerannya, namun ternyata kamarnya mengandung magnet yang bikin males. Dengan langkah berat, akirnya kami berhasil keluar kamar.

Selain perbedaan kamar, perbedaan juga terdapat pada fasilitas lainnya. Sekarang sambil menunggu antrian check in, ada ruang kecil untuk anak-anak nunggu sambil main atau baca buku. Disini juga sekarang terdapat Diner, jadi kalau mager bisa langsung makan disana aja. Disana pula kita sarapan (sudah include). Sarapannya dalam bentuk buffet, pilihannya ngga banyak namun lengkap dari buah, pastry, cereal, salad hingga makanan berat.



Kalau biasanya kami bangun pagi, sarapan kemudian check out terus lanjut jalan-jalan. Sekarang dengan alasan nunggu Ayah Jumatan (yang masih beberapa jam lagi) abis sarapan kita balik ke kamar dan goler-goler lagi, kemalasan gerak yang hakiki. Oh iya untuk kamarnya dilengkapi dengan fasilitas air panas, supaya bisa bertahan di dinginnya udara Bandung yang lagi sering hujan. Selain itu juga sudah tersedia penyeduh lengkap dengan kopi dan tehnya. Untuk harga kamarnya berkisar dari 450-850 ribuan aja, untuk weekday. Saran saya kalau mau booking mendingan langsung saja ke hotelnya, tanpa melalui aplikasi travel karena harganya lebih murah kalau langsung, selain itu di aplikasi tidak tersedia pilihan untuk kamar yang extra large.

Karena hotel ini berada di daerah Ciumbuleuit, dari Universitas Parahyangan masih keatas lagi dikit. Macetnya juga suka bikin males buat keluar, tapi ngga usah takut kalau kita terusin lagi keatas kita bakalan sampai ke kawasan wisata Punclut, yang sekarang sudah berkembang banget (untuk yang satu ini bakal dibahas lagi di postingan selanjutnya).

Masih ada satu spot lagi yang menjadi daya tarik tempat ini yaitu The Potting Shed, yang bisa banget buat ngopi-ngopi cantik atau mau makan siang disini. Jangan kaget kalau tempat ini jadi rebutan, rebutan untuk foto lebih tepatnya. Karena itulah yang saya temui dari semenjak datang, dan kebetulan The Potting Shed ini terlihat dari jendela kamar kami. Bahkan nih yah saking banyak spot bisa buat foto-foto kece, The House Tour menyediakan paket foto prewed juga loh.






Untuk makanan dan kopinya saya ngga bisa kasih review karena kebetulan kami makan disana pas saat sarapan saja, selebihnya makan diluar. Tapi kalau hotelnya gimana? Walau hotelnya bikin susah gerak karena terlalu nyaman, udah pasti puas banget, hotelnya kece dan pelayanannya ramah

Sunday, December 2, 2018

Kurashiki: Dari Legenda Manusia Serigala hingga Candy-candy



Masih bercerita tentang perjalanan saya ke Jepang. Kali ini saya mau bercerita tentang satu kota kecil di Jepang yang bernama Kurashiki. Untuk membayangkan seperti apa jauhnya, udah pasti pada tahu kan kalau Shinkansen dikenal sebagai bullet train saking cepatnya, sehingga waktu tempuh juga lebih sedikit. Nahhh dengan Shinkansen saja untuk sampai ke kota ini menghabiskan waktu selama 4 jam dari Tokyo. Tapi walau jauh it’s all worth it, saya jatuh cinta banget sih sama kota ini.

Setelah nyasar-nyasar naik kereta dan naik taksi yang mahal beutt harganya, jam 6 sore akhirnya saya dan kakak saya sampai juga di hostel kami yaitu Cuore Kurashiki yang terletak di Bikan historical area, eitss walau judulnya hostel tapi isinya komplit, dan dibawahnya juga ada café yang oke banget. Kurashiki sendiri terletak di Prefektur Okayama, yang dibagi menjadi dua bagian yaitu kota modern seperti kota-kota pada umumnya dan Bikan distrik dimana bentuknya dipertahankan seperti 200-300 tahun yang lalu

Kamar mandi hostel dengan perawatan muka terlengkap yang pernah saya temui

Sebenernya andalannya Seafood tapi apa daya alergi, jadi ngopi aja.

.
Kekurangan hostel ini cuma satu yaitu ga ada lift, sedangkan kamar kami di lantai 3 dan bawaan koper kami lumayan besar. Untung pegawai yang baik hati cukup sadar akan nafas saya yang senin-kamis begitu geret koper ke lantai 2 dan langsung ngangkatin koper-koper kami ke kamar.
Setelah nongkrong di cafenya yang juga ga kalah asyiknya sama hostelnya kita mutusin buat jalan-jalan dulu, saking udah ngga sabarnya itung-itung uji nyali di negara orang. Berhubung ini kota kecil jadi penerangan juga seadanya, dan keadaan jalan juga sepi banget tapi kita jadi makin excited karena pas malam aja kita ngerasa kota itu cantik

Esok harinya jam 7 pagi kita udah keluar hostel, maksud hati mau sarapan dulu eh tapi sedihnya café yang dibawah hostel serta tempat makan lainnya, dan toko-toko baru bukan jam 10. Ok, ga masalah kita keliling dulu aja sekalian foto-foto.



Kenapa saya nyebut Legenda Manusia Serigala di judul? Ada apakah gerangan?. Ternyata sama sekali tidak ada hubungannya dengan kisah supranatural, legenda atau kearifan lokal lainnya, lalu apa dong? Jujur aja suasana kota kecil ini mengingatkan saya pada salah satu komik kisah misteri yang ditulis oleh Chie Watari, dengan tokoh utama Wanihiko Fudoh. Masih asri, etnik dan tradisional. Ternyata di Kurashiki ini jarang terkena gempa oleh karena itu bangunan-bangunan disini juga tidak banyak mengalami renovasi.  Kota ini juga menurut saya yang seperti terlihat pada film-film samurai atau shogun. Berikut beberapa hal yang menurut saya, sekali lagi menurut saya yang mohon diiyakan suasana Kurashiki yang mirip komik Legenda manusia serigala



Untuk mengelilingi pusat atraksi kotanya cukup jalan kaki aja.  Iseng-iseng jalan kita menemukan taman besar bernama Ivy Garden.  

Izinkan kami mejeng setitik


Sudah puas ke taman kami kembali berjalan, mengagumi setiap sudutnya. Karena kami anaknya laparan akhirnya mencoba sekali lagi nyari jajanan yang buka eh ada sih satu-satunya tempat yang buka, tapi ternyata makanannya Cuma ada roti panggang dan biskuit aja hehehe. Walau kurang kenyang tapi tempat ini patut dicoba karena istimewanya menyediakan berbagai olesan selai yang ngga biasa, saya mencoba apple butter dan lupa satu lagi apa dan sedangkan kakak saya mencoba apple butter dan peach mascarpone, wanginya enak banget dan rasanya juga enak, sayang sekali olesan ini tidak dijual padahal kami pengen banget.

Jangan ditanya ini kenyang apa enggak


Lanjuttt tujuan berikutnya adalah Yumiko Igarashi Museum, yess beliau adalah penulis Candy-candy, sambil menuju kesana kita menyenandungkan lagu ostnya
Biar saja biar wajahku begini
Tak peduli oh tak oh tak oh tak perlu kutangisi
Akulah anak nakal, anak nakal….
(jika anda bisa meneruskan lagu ini dengan nada yang sesuai, maka ketahuilah anda sudah tua)

Museum ini kecil banget sejujurnya, lebih seperti rumah yang dijadikan museum,  tapi paling eye catching karena di dalam gang yang semuanya berwarna netral tiba-tiba bangunan ini satu-satunya berwarna merah putih. Begitu masuk kita disambut dengan nuansa yang girly dan terlalu “princess” buat saya. Untuk naik ke lantai atas dan melihat koleksi Candy-candy kita dikenakan biaya 600 yen. Di lantai 1 museum ini terdapat café kecil, souvenir dan segala pernak pernik candy-candy terus ada juga studio foto ala-ala dan foto booth lengkap dengan berbagai macam pilihan gaun serta mahkota dan berbagai aksesoris lainnya.

Tampak luar Museum

Lantai 1

 Menuju ke lantai 2 kita akan bertemu dengan Anthony dan Candy-candy yang satu gambar tapi tidak berdampingan, eh gimana sih maksudnya? Jadi kalau dari bawah keatas yang terlihat adalah muka Candy tapi kalau turun yang terlihat adalah muka Anthony. Di lantai 2 terdapat berbagai pernak-pernik yang bergambar tokoh-tokoh komik karangan Yumiko Igarashi, tapi yang menjadi  favorit saya, disini terdapat ruang baca yang manis banget dengan sederatan komik karya Yumiko Igarashi termasuk Candy-candy tentunya.

Gambar di dinding tanga dari lantai 1 ke 2 dan sebaliknya



Ruang favorit



 Berhubung saya enggak bisa bahasa Jepang jadi cuma lihat-lihat aja engga bisa ikutan duduk dan baca. Di lantai 3 juga kurang lebih sama tetapi disini tidak ada ruang baca, tetapi disini ada dinding yang didekasikan untuk komikus lainnya termasuk Suzue Miuchi pengarang serial "Topeng Kaca".

Can you spot Maya Kitajima?


Yumiko Igarashi


Puas ke Yumiko Igarashi museum, kami lanjut jalan-jalan lagi. Semakin siang Kurashiki semakin ramai, tapi disini kebanyakan yang datang adalah turis lokal alias orang-orang Jepang sendiri, jarang sekali turis asing yang kami temui. Salah satu main attractionnya sebenernya adalah mengarungi kanal  dengan perahu. Dahulu Kurashiki menjadi pusat pendistribusian beras, daerah sekitar mengirim hasil panen beras ke Kurashiki barulah kemudian dikirim ke Osaka dan Edo. Lalu kanal dibangun untuk memudahkan transportasi dari Gudang-gudang penyimpanan ke pelabuhan terdekat. Hingga kini kanal-kanal itu masih ada dan terawat dengan baik dengan pohon weeping willow yang membingkai di sepanjang jalurnya. Sebenarnya di sekitar kanal ini juga banyak museum-musem lainnya, karena waktu yang sempit kami tidak bisa mengunjunginya satu persatu.





Salah satu gang yang juga mencolok diantara lainnya adalah Denim street, karena di sepanjang jalan ini semuanya bernuansa biru jeans dan. Enggak lupa kami mencicipi denim ice creamnya yang hanya bisa didapat disini, menurut si penjual bahan yang digunakan hanyalah bahan berkualitas terbaik dan terenak (Namanya juga jualan yekan) komposisi rasanya terdiri dari blueberry, vanilla dan ramune. Rasa ice creamnya segar, tidak terlalu manis, dan ada sedikit rasa asamnya, karena tidak menggunakan bahan pengawet jadi ice creamnya harus buru-buru dimakan karena mudah lumer.





Sebenernya kami kena jebakan juga disini, tapi jebakan yang membahagiakan sih untungnya. Jadi ada satu cafe yang dari luar terlihat di halamannya terdapat hutan bamboo, jadi kami niatkan buat mampir kesini. Berhubung ngeliatnya pas malam hari dengan sorotan lampu terlihatnya wahhh banget. Pas besoknya kesini , tepat sebelum meninggalkan Kurashiki mampirlah kami, Tahunya hutan bambunya cuma secuplik aja hahaha, kejebak deh yah. Tapi untungnya suasananya enak banget buat duduk manis.

Hutan bambu cukup sekian dan terima kasih

Ini sepiring berdua kok


 Sayang sekali kami harus segera pergi untuk menuju Osaka, agak nyesel juga sih hanya  semalam disini, tapi mudah-mudahan lain kali bisa kesini lagi di lain waktu. Aamiin